KUNINGAN – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama anggota DPR RI Komisi XII menggelar sosialisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur. Kegiatan digelar untuk menyikapi problem Kotoran Hewan (Kohe) yang rutin terjadi.
Sosialisasi itu sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat untuk memahami IPAL serta membantu mengurangi penceraman lingkungan di wilayah peternakan, khususnya di Kelurahan Cipari.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Camat Cigugur, Yono Rahmansah, Anggota DPR RI Komisi XII, Rokhmat Ardiyan, Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Wilayah Pesisir dan Laut Kementerian Lingkungan lingkungan sekaligus Koordinator Pokja Perencanaan dan Infrastruktur Hijau, Irwan Nirawandi, serta elemen masyarakat.
Dalam sambutannya, Yono Rahmansah, mengungkapkan masalah kotoran hewan di area peternakan Cipari dan sekitarnya masih menjadi masalah yang hingga kini belum ada solusi.
“Kohe di Kecamatan Cigugur ini masih menjadi masalah klasik. Disisi lain, Kecamatan Cigugur itu penyetor susu terbaik di Jawa Barat. Program penanganan Kohe ini sebetulnya sudah ada dalam program, namun pelaksanaannya masih belum optimal,” ujarnya, Senin 13/10/2025)
Lebih lanjut, Ia menyebut bahwa kotoran hewan yang dikeluarkan mencapai 20 sampai 30 ton perhari. Menurutnya, jika Kohe tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan permasalahan, seprti halnya udara yang bau, aliran air yang kotor hingga berpotensi mencemari tanah yang kurang baik.
“Dalam pengelolaan kotoran hewan ini ada ketimpangan dalam prosesnya, setiap hari mencapai 20-30 ton perhari. Disisi lain, masih dalam kebingungan untuk mencari pasar yang pas. Mudah-mudahan dengan adanya sosialiasi ini dapat memberikan solusi dan penerangan untuk mengatasi masalah kohe,” ujarnya.
Sementara itu, Rokhmat Ardiyan menyebut sosialisasi tersebut menjadi wujud nyata bentuk kepedulian pemerintah terhadap permasalahan lingkungan, khususnya dalam bidang peternakan yang merupakan salah satu potensi ekonomi masyarakat.
“DPR RI itu fungsinya tidak hanya sekedar pengawasan, penganggaran, ataupun legislasi. Tetapi sebagai anggota DPR harus terjun ke masyarakat sebagai problem solving untuk mengatasinya bersama-sama,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan limbah Kohe. Ia menegaskan bahwa permasalahan Kohe itu harus ada komitmen dan kesadaran bersama dalam menjaga lingkungan.
“Saya menilai bahwa ternak sapi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk susunya. Namun disisi lain, kita juga harus benar-benar mengatasinya dengan sistem yang efektif, tata kelola yang baik. mari kita jaga lingkungan ini dengan semangat yang penuh dan mencari solusi bersama-sama,” ujarnya.
Sosialisasi tersebut dilanjut dengan pemaparan materi yang dilakukan oleh, Irwan Nirawandi. Dalam pemaparannya, Irwan menjelaskan tentang bagaimana mengelola kotoran hewan dengan baik sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan bahkan bisa menjadi daya jual yang mahal. Salah satu yang yang bisa dioptimalkan yaitu pengembangan Kohe menjadi pupuk organik yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman secara alami.
“Selain itu bisa sebagai bahan energi terbarukan (Biogas) bahkan sebagai bahan pengelolaan limbah/IPAL,” tuturnya. (Icu)