Ketua IKAPTK Kuningan, Deniawan, melaporkan bahwa terdapat 77 anggota, terdiri dari 52 aktif dan 25 purna tugas. Meski telah pensiun, sebagian tetap berperan aktif di luar struktur pemerintahan.
“Loyalitas kami tetap untuk mendukung jalannya pemerintahan yang bersih dan profesional,” ujar Deniawan yang juga menjabat sebagai Inspektur Kabupaten Kuningan.
Sejarah panjang pendidikan kepamongprajaan pun diulas oleh Dewan Pengawas IKAPTK Kuningan, Kamil Ganda Permadi, yang menyebut APDN pertama berdiri di Malang pada 1956, lalu bermetamorfosis menjadi STPDN dan IPDN di Jatinangor.
Semboyan mereka tetap sama: Bhinneka Nara Eka Bhakti – Berbeda-beda, Namun Satu Pengabdian Kepada Negara.
Acara ditutup dengan santunan untuk anak yatim dari Desa Cibentang sebagai wujud kepedulian sosial dari keluarga besar IKAPTK. (ali)