Gaya kepemimpinan Rasulullah, lanjut Hermawan, mencerminkan prinsip-prinsip kepemimpinan modern seperti kepemimpinan transformasional, visioner, hingga servant leadership. Rasulullah SAW senantiasa melibatkan sahabat-sahabatnya dalam proses pengambilan keputusan melalui musyawarah, memperlakukan semua umat dengan adil tanpa pandang bulu, serta konsisten dalam menegakkan akhlak yang mulia.
“Semua itu menunjukkan bahwa kepemimpinan Rasulullah bukan didorong oleh kekuasaan, melainkan oleh visi besar untuk menegakkan keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan umat,” tuturnya.
Dalam konteks IMM, Hermawan mengingatkan, kader IMM harus menjadi representasi dari nilai-nilai kepemimpinan Rasulullah. Seorang kader tidak hanya dituntut untuk aktif dalam forum, namun juga mampu menjadi teladan dalam kejujuran, keberanian dalam menyuarakan kebenaran, serta bijaksana dalam menyelesaikan konflik dan permasalahan.
“Kader IMM harus berani mengambil peran, tidak takut terhadap tantangan zaman, dan selalu bersikap bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambil.” ungkapnya. (Red)