Dengan begitu, rangkaian Hari Jadi Kuningan diantaranya paripurna, karnaval, dan konser musik. Toni mengakui, kesederhanaan ini lebih pada upaya menggugurkan kewajiban agar peringatan tetap berlangsung.
Meski digelar sederhana, Toni memastikan nilai sakral Hari Jadi tidak berkurang. Kebetulan, tanggal pelaksanaan bertepatan dengan momen penting lain, yakni Hari Kesaktian Pancasila.
“Insya Allah tidak mengurangi nilai sakral. Karena 1 Oktober pagi itu kita juga melaksanakan upacara Hari Kesaktian Pancasila. Setelah itu baru sidang paripurna dengan menggunakan pakaian sipil lengkap (PSL),” katanya.
Keputusan melaksanakan peringatan secara sederhana disebut Toni sebagai hasil pertimbangan kondisi daerah dan teknis penyelenggaraan. “Karena situasi kemarin, kita ambil yang pokok saja. Yang penting tidak mengurangi makna peringatannya,” ujarnya.
Dengan pola ini, Hari Jadi Kuningan 2025 menjadi salah satu peringatan paling ringkas dalam beberapa tahun terakhir. Namun, pemerintah daerah berharap kesederhanaan tidak mengurangi semangat masyarakat dalam merayakan dan mensyukuri perjalanan Kuningan yang telah berusia lebih dari lima abad. (ali)
