KUNINGAN – Kurang dari sebulan menuju hari pemungutan suara Pilkada Kuningan 2024, masyarakat justru disuguhi tontonan yang dinilai tak layak dijadikan panutan. Adu serangan antara dua pasangan calon dinilai lebih mendominasi ketimbang adu gagasan.
Pengamat politik Kuningan, Sujarwo alias Mang Ewo, menyoroti keras dinamika yang menurutnya tidak sehat tersebut. Ia mengatakan, hanya dua paslon yang tampak aktif “berperang” di publik, sementara satu paslon lainnya justru terlihat tenang, seolah menikmati konflik tersebut.
“Perang urat saraf antara Paslon nomor 1 dan 2 ini justru membuka ruang besar bagi Paslon nomor 3 untuk bergerak lebih leluasa,” ujar Mang Ewo, Selasa (29/10).
Menurutnya, publik bisa saja kehilangan simpati terhadap dua paslon yang berseteru karena dianggap lebih sibuk menyerang daripada menawarkan solusi. Ini bisa menjadi keuntungan besar bagi paslon yang memilih diam dan fokus di lapangan.
“Jangan salahkan pemilih jika akhirnya lebih simpati ke Paslon yang tidak terlibat dalam drama politik itu,” kata dia.
Mang Ewo menambahkan, seharusnya menjelang hari pemilihan, para kandidat fokus mengedepankan gagasan dan solusi. Terutama untuk masalah krusial seperti fenomena gagal bayar APBD Kuningan yang masih menjadi luka terbuka selama beberapa tahun terakhir.
“Ini momentum bagi para calon untuk membuktikan siapa yang paling siap membawa Kuningan keluar dari masalah, bukan siapa yang paling vokal menyerang lawan,” tandasnya.
