Bandung — Riuh tepuk tangan menggema di Ballroom Trans Luxury Hotel saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melangkah di atas panggung catwalk. Namun kali ini, bukan sebagai orator atau pejabat yang berpidato panjang lebar. Ia berjalan santai, percaya diri, menggandeng sang putri, Nyi Hyang Sukma Ayu, keduanya mengenakan busana serba putih yang anggun—membaur bersama panggung budaya dalam pembukaan Sunda Karsa Fest 2025.
“Ini pengalaman baru,” ujar KDM sambil tersenyum.
“Makanya saya ajak Nyi Hyang ikut tampil. Kita tunjukkan bahwa pemimpin juga bisa dekat dan hidup bersama budaya rakyatnya.” Lanjut KDM.
Di balik gemerlap panggung dan gemuruh tepuk tangan, tersimpan misi besar: membangkitkan ekonomi daerah melalui kekuatan budaya dan potensi lokal.
Gubernur Dedi, yang dikenal dekat dengan isu kearifan lokal, memanfaatkan momentum ini untuk menegaskan bahwa kemajuan ekonomi Jawa Barat bisa dibangun bukan hanya dari beton dan aspal, tetapi dari seni, tradisi, dan jiwa masyarakatnya.
“Kalau sungai bersih, jalan rapi, lampu menyala terang, hutan tetap hijau—maka seni dan budaya kita akan hidup. Orang akan datang. Pariwisata tumbuh. UMKM berkembang. Itulah ekosistem ekonomi kreatif yang sehat,” tegasnya.
300 UMKM, 100 Ribu Produk, dan Lautan Peluang
Sunda Karsa Fest 2025 bukan sekadar festival. Ini adalah panggung kebanggaan Jawa Barat. Digelar pada 17–20 Juli di Bandung, ajang ini menyatukan lebih dari 300 pelaku UMKM dari berbagai penjuru provinsi.
Dari kerajinan tangan hingga makanan khas daerah, dari fesyen etnik hingga teknologi ramah lingkungan—lebih dari 100 ribu produk lokal dipamerkan dan ditawarkan.
Setiap hari, sekitar 2.500 pengunjung memadati lokasi. Mereka tak hanya datang untuk belanja, tapi juga belajar. Rangkaian talkshow digelar: mulai dari ekonomi syariah, pemanfaatan digitalisasi, pengembangan desa wisata, hingga kajian gaya hidup halal.
Ada pula sesi inspiratif yang menggugah semangat pelaku usaha lokal untuk naik kelas dan menembus pasar global.
Salah satu sesi yang paling ditunggu adalah fashion show. Di sinilah kreativitas desainer lokal dari kabupaten/kota di Jawa Barat unjuk gigi.
Mereka memadukan kekayaan budaya dengan tren kekinian, menunjukkan bahwa karya lokal tak kalah menarik dari karya internasional.
Kolaborasi Jadi Kunci
Dukungan untuk acara ini datang dari banyak pihak, termasuk Bank Indonesia. Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Muhamad Nur, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memperkuat ekonomi lokal.
“Kami percaya kegiatan ini mampu membuka pasar dan memberikan akses pembiayaan lebih luas bagi UMKM. Ini bukan hanya soal produk, tapi masa depan ekonomi Jawa Barat,” katanya.
Dari Panggung Budaya ke Panggung Ekonomi
Sunda Karsa Fest 2025 menjadi bukti bahwa Jawa Barat tak kekurangan potensi. Di tangan para pelaku UMKM dan pemimpin yang mencintai akar budayanya, masa depan ekonomi bisa dibangun dengan pondasi yang kuat: gotong royong, kearifan lokal, dan inovasi.
Dan saat Gubernur Dedi serta Nyi Hyang melangkah di atas catwalk, mereka tidak hanya memamerkan busana—mereka memamerkan harapan.(Beng).
Sumber : https://www.jabarprov.go.id/
