Kepala Disporapar Kuningan, Asep Budi Setiawan, mengingatkan bahwa kemenangan hanyalah pintu pertama. “Proses ini panjang. Gelar bukan tujuan akhir, tapi amanah,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menegaskan bahwa pasanggiri semacam ini menjadi bagian dari strategi daerah untuk menjaga kebudayaan Sunda sekaligus mempromosikan pariwisata Kuningan.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Moka, Kang Joehan Moeres, menyampaikan apresiasi atas kerja panitia dan dukungan pemerintah. Menurutnya, tantangan generasi hari ini bukan hanya tampil di panggung formal, tetapi juga merebut perhatian publik di ruang digital. “Budaya harus hadir di tempat anak muda berada,” katanya.
Setelah sesi foto bersama, kursi-kursi mulai kosong dan lampu sorot dimatikan. Namun makna pagelaran belum berakhir. Pemerintah daerah berharap, Mojang dan Jajaka terpilih mampu memainkan peran sebagai duta budaya, bukan hanya simbol seremonial. Tugas mereka adalah menautkan kebanggaan lokal dengan cara berpikir modern dan terbuka.
Kelvin dan Hana kini menjadi wajah baru Kuningan. Waktu yang akan membuktikan apakah sorotan panggung malam itu dapat mereka ubah menjadi karya, pengaruh, dan kontribusi nyata bagi daerahnya. (ali)
