Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdushomad, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga transparansi dalam seluruh tahapan seleksi. Kick Off itu, kata dia, dirancang tidak hanya untuk sosialisasi teknis, tetapi juga untuk memperkuat komitmen bersama bahwa kerukunan adalah investasi sosial jangka panjang.
“Output dari kegiatan ini adalah terdokumentasinya praktik baik kerukunan dari berbagai daerah. Outcome-nya, kita berharap Indonesia semakin diakui dunia sebagai laboratorium harmoni yang nyata dan dapat menjadi referensi internasional dalam mengelola keberagaman,” jelas Gus Adib.
Acara Kick Off menghadirkan pejabat lintas kementerian, akademisi, lembaga riset, dan pengurus FKUB seluruh Indonesia. Agenda sehari penuh itu diisi dengan sosialisasi pedoman penilaian, instrumen seleksi, serta mekanisme evaluasi yang melibatkan pengisian data, verifikasi dokumen, dan visitasi lapangan oleh tim independen.
Melalui Kick Off itu, PKUB berharap seluruh peserta memiliki pemahaman yang sama mengenai standar penilaian Harmony Award 2025. Dengan demikian, penghargaan tidak berhenti pada seremoni tahunan, melainkan benar-benar menghasilkan kontribusi nyata yang memperkuat ketahanan sosial bangsa.
“Harmony Award ditujukan untuk memastikan bahwa kerukunan bukan sekadar jargon, tetapi menjadi modal sosial yang memperkuat persatuan dan pembangunan Indonesia,” pungkasnya. (Icu)
