KUNINGAN – Insiden puluhan siswa SMAN 1 Luragung keracunan yanh diduga setelah makan dari program Makan Bergizi Gratis menjadi sorotan publik. Koordinator wilayah SPPI Kuningan, Gugum, angkat bicara.
‎
‎Pihaknya tidak menduga akan terjadi kembali keracunan masal. Karena menurutnya, dapur yang berada di Luragung tersebut sudah sesuai dengan SOP yang dijalankan.
‎
‎”Dalam hal ini, kami tidak menduga sama sekali, kita jalankan SOP seperti biasanya. Yang kami layani di dapur tersebut sekitar 4.000 siswa, dan kebetulan dapur ini yang pertama berdiri di Luragung,” ujarnya, Jum’at, (3/10).
‎
‎Lebih lanjut, Gugum mengaku kerepotan dengan jumlah siswa yang banyak harus menyiapkan makanan dengan waktu yang singkat.
‎
‎”Sebetulnya kami kerepotan, kami mau pemerataan ke dapur yang lain, namun belum siap juga,” ujarnya.
‎
‎Penyaluran MBG di dapur tersebut, menurutnya, tidak hanya disalurkan ke SMAN 1 Luragung, namun disalurkan juga ke SMPN 1 Luragung dan SMKN Luragung.
‎
‎”Mulai masak jam 12 malam, selesai antara jam 2 dan jam 3 pagi, dan pemorsiannya juga agak siangan disesuaikan dengan jam pengiriman. Makanan tersebut kami dinginkan dulu, setelah dingin baru dimasukan ke ompreng dan itupun bertahap,” ujarnya.
‎
‎Dirinya juga menilai bahwa dampak dari keracunan itu disebabkan oleh salah satu menu yang menurutnya tidak tahan lama, yakni ayam kecap kuah.
‎
‎”Kemungkinan dari kuah ayam kecap, makanya banyak siswa juga yang mengatakan menu ayamnya sudah seperti lendir gitu,” ujarnya.
‎
‎Buntut dari keracunan tersebut, MBG hari, Jum’at, (3/10) ditarik kembali atau tidak didistribusikan, mengingat masih dalam proses evaluasi dari pihak terkait.
‎
‎Pihaknya akan melakukan pembenahan dan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah serta tim kesehatan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. (Icu)
1 comment
Bacot doang… SOP.. SOP…. Harusnya kau yang makan itu MBG biar tau rasa