“Tolong diam dulu sebelum ada perintah dari DPP, DPD, dan DPC. Jangan ada yang sok paling pintar. Kita ini satu komando,” tegasnya lagi.
Pernyataan Zul menjadi isyarat kuat bahwa ada kegelisahan di internal PDIP Kuningan, terutama dalam hubungan antara struktur partai dan perwakilan di legislatif. Ia menuntut loyalitas kader bukan hanya dalam ucapan, tapi juga dalam sikap sehari-hari dan koordinasi politik.
Meski disampaikan di forum internal, kritik ini berpotensi memunculkan dinamika baru, bahkan mungkin gesekan internal, terutama dari anggota fraksi yang merasa tersindir.
Langkah Zul menunjukkan bahwa ia tak segan bersikap tegas demi menjaga marwah partai, meski harus berseberangan dengan kadernya sendiri di DPRD.
Apakah teguran ini mampu mencairkan sekat antarstruktur, atau justru menyulut ketegangan baru di tubuh PDIP Kuningan? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, peringatan Zul menggarisbawahi satu hal penting: kader harus tahu dari mana mereka berasal. (ali)