Uba secara tersirat menepis anggapan bahwa kedekatan dengan penguasa daerah adalah satu-satunya modal penting. Ia bahkan menyindir bahwa hal tersebut justru bisa menjadi beban, jika tak dibarengi dengan kemandirian dan jejaring nasional.
“Ketua KONI juga tidak membutuhkan orang-orang yang hanya mencari sensasi sesaat. Yang pada akhirnya terbentur anggaran. Jadi, sudah terbaca kan maksud saya siapa figur yang menurut saya paling layak? Ya, Pak Edi Nurinda,” ujar Uba, menyebut nama tokoh yang ia anggap memiliki koneksi dan kapabilitas.
Sejauh ini, sejumlah nama digadang-gadang akan maju dalam bursa pemilihan Ketua KONI menggantikan M. Ridho Suganda. Di antaranya adalah Yayan Olly, Trias Andriana, Lena Herlina, dan Edi Nurinda, sedangkan Agus Ebreg menyatakan mundur beberapa hari lalu.
Kontestasi menuju pucuk pimpinan KONI diprediksi akan berlangsung sengit. Namun, jika menilik komentar Uba Subari, satu hal menjadi jelas masa depan olahraga Kuningan memerlukan lebih dari sekedar semangat, namun membutuhkan strategi, jaringan, dan kemandirian. (Red)