Model LFV ini dianggap relevan dan layak diadaptasi oleh negara-negara dengan karakteristik serupa Indonesia, seperti India, Kenya, dan Brazil. Pendekatan LFV memaksimalkan pemanfaatan Dana Desa untuk penanggulangan kusta, dengan melibatkan langsung warga dan petugas kesehatan tingkat desa.
Program ini tak hanya menekan angka kasus kusta, tapi juga membangun kesadaran sosial dan menghapus stigma penderita di tingkat akar rumput. Tak heran, sejumlah delegasi internasional menilai model Kuningan bisa menjadi cetak biru global untuk pemberantasan kusta berbasis komunitas.
Keberhasilan ini menyuntik semangat baru bagi Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk memperluas program LFV ke seluruh desa di wilayahnya. “Kami berkomitmen, Zero Kusta bukan mimpi, tapi tujuan yang bisa dicapai,” kata Denny. (ali)