KUNINGAN – Memasuki Hari Jadi ke-525 Kabupaten Kuningan, Pemerintah Daerah kembali menghadirkan gelaran tahunan Pameran Pembangunan Kuningan Fair 2023. Namun kali ini berbeda—lebih tertata, lebih meriah, dan lebih visioner. Bertempat di Open Space Gallery Linggarjati, agenda ini berlangsung sejak 1 hingga 10 September 2023, dan disebut-sebut sebagai penyelenggaraan Kuningan Fair paling rapi dan berdampak dalam beberapa tahun terakhir.
Berbalut tenda raksasa yang menaungi puluhan stand, Kuningan Fair menjadi ajang eksibisi program dan capaian pembangunan dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), ditambah partisipasi dari kalangan swasta, pelaku UMKM, perbankan, lembaga pendidikan, hingga komunitas seni budaya.
Dari Pameran ke Pergerakan Ekonomi
Bupati Kuningan H. Acep Purnama menegaskan bahwa Kuningan Fair tidak hanya sekadar perayaan tahunan, melainkan wahana strategis dalam menginformasikan keberhasilan pembangunan serta menyatukan semangat seluruh lapisan masyarakat untuk membangun Kuningan yang lebih maju.
“Kuningan Fair ini diselenggarakan untuk memberi inspirasi dan menggalang semangat juang masyarakat, agar bersama-sama membangun Kabupaten Kuningan secara berkelanjutan,” ujar Acep saat membuka acara.
Menariknya, tahun ini Kuningan Fair tidak digelar di pusat kota seperti Pandapa Paramarta atau Terminal Kertawangunan, melainkan di wilayah Utara Kuningan, sebagai upaya mendistribusikan pusat keramaian dan menghidupkan simpul ekonomi baru.
“Event ini akan menggerakkan roda ekonomi masyarakat di wilayah baru, sekaligus mengekspos program pembangunan daerah secara lebih luas,” tambah Acep.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Tema Bangkit dari Pandemi
Mengusung tema “Dengan Semangat Eksistensi dan Kolaborasi, Kita Bergerak Bersama untuk Kuningan Maju”, Kuningan Fair 2023 digelar atas kolaborasi antara Pemkab, BUMN, BUMD, perbankan, pelaku usaha, dan masyarakat.
Ketua Panitia Penyelenggara, Hj. Heni Susilawati (Dirut Perumda Aneka Usaha), menyebutkan bahwa Kuningan Fair tahun ini benar-benar dikemas sebagai “hadiah” untuk masyarakat Kuningan, lengkap dengan pameran pembangunan, panggung hiburan, sentra UMKM, hingga pojok kuliner.
“Kami targetkan perputaran ekonomi dari event ini mencapai Rp 2,5 miliar. Selain hiburan, Kuningan Fair membawa misi edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Heni.
Empat Fitur Utama: Dari Inovasi hingga Kuliner
Kuningan Fair tahun ini menyajikan empat fitur utama:
- Pameran Pembangunan – Menampilkan program dan capaian SKPD serta mitra pembangunan.
- Pentas Seni Gratis 10 Hari – Sebuah perayaan budaya dari masyarakat untuk masyarakat.
- Pojok Kuliner – Sajian khas daerah yang menggoda lidah dan mendongkrak pelaku UMKM kuliner.
- Sentra Inovasi UMKM – Etalase kreativitas pelaku usaha mikro yang menggeliat pasca pandemi.
Dukungan Pusat dan Tokoh Daerah
Pembukaan Kuningan Fair dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM RI, Sutarmo, Wakil Bupati Kuningan, Ketua DPRD, serta unsur Forkopimda dan pejabat vertikal lainnya. Ini menandai keseriusan lintas sektor dalam membangun ekosistem pembangunan dan kewirausahaan lokal.
Potret Awal Pembangunan Kuningan Maju
Dengan 32 kecamatan, puluhan SKPD, serta ratusan pelaku usaha yang bergabung, Kuningan Fair menjadi potret awal dari pembangunan inklusif yang ditopang oleh kolaborasi lintas sektor.
Pameran ini tidak hanya menjadi ajang “showcase” pembangunan, tetapi juga ruang kolaboratif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk bersama-sama menjadikan Kuningan sebagai kabupaten yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing di masa depan.
