KUNINGAN – Kabupaten Kuningan menutup ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jawa Barat 2025 dengan torehan cukup menggembirakan. Meski peringkat tidak beranjak dari posisi ke-13, jumlah medali yang dibawa pulang kontingen Kuningan meningkat signifikan dibanding dua tahun lalu.
Dari arena kompetisi yang digelar di Kota Bandung, 19–29 September, para atlet muda Kuningan mengantongi 25 keping medali. Rinciannya yaitu enam emas, sepuluh perak, dan sembilan perunggu. Perolehan ini nyaris dua kali lipat dibanding POPDA 2023, ketika Kuningan hanya pulang dengan 16 medali (6 emas, 6 perak, 4 perunggu).
“Peringkat tetap di posisi 13, tetapi jumlah medali lebih banyak. Ini bukti ada peningkatan capaian,” kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, Drs. Asep Budi Setiawan, M.Si., kepada Cikalpedia.id, Senin (29/9/2025).
Dominasi Kuningan terlihat pada cabang atletik, khususnya nomor lempar. Dari enam emas yang dikoleksi, empat di antaranya lahir dari nomor lempar lembing, cakram, martil, dan lompat tinggi. Nama-nama seperti Raya Shakila Andini (lompat tinggi putri), Mutiara Anindiya Putri (lempar martil putri), hingga Dimas Dwi Andika (lempar lembing putra) muncul sebagai penyumbang emas.
Cabor tarung derajat juga menjadi kejutan. Atlet muda Viona Aqila Syafa sukses meraih emas di kelas 51–55 kilogram putri, sementara rekan-rekannya mempersembahkan tiga perunggu tambahan dari nomor tarung maupun seni.
“Tarung derajat jadi lumbung baru bagi Kuningan. Ini perlu pembinaan serius agar bisa berkembang di level lebih tinggi,” ujar Asep.
Meski jumlah perak mencapai dua digit, hal ini sekaligus menandakan adanya pekerjaan rumah. Banyak atlet Kuningan yang gagal di partai final. Nama Marcel Raditya Putra, misalnya, menyumbang dua perak dari nomor 400 meter gawang dan 110 meter gawang putra. Begitu juga Dhea Putri Khoerunisa di lempar cakram serta Muara Elfaz di lompat tinggi.
Secara klasemen, Kuningan memang belum beranjak dari peringkat 13. Namun, peningkatan kuantitas medali memberi sinyal positif. Para pelatih menilai, dengan konsistensi pembinaan atlet pelajar, peluang memperbaiki posisi di edisi POPDA mendatang terbuka lebar.
“Ini bukan soal ranking semata, tapi progres pembinaan atlet muda. Hasil tahun ini menunjukkan arah yang benar,” kata Asep yang juga mantan Kabag Humas Setda Kuningan.
Dengan bekal 25 medali di Bandung, kontingen Kuningan pulang membawa optimisme. Walau masih di papan tengah, geliat prestasi atlet pelajar dari kota berhawa sejuk itu patut dicatat sebagai fondasi masa depan olahraga daerah. (ali)