“Tarung derajat jadi lumbung baru bagi Kuningan. Ini perlu pembinaan serius agar bisa berkembang di level lebih tinggi,” ujar Asep.
Meski jumlah perak mencapai dua digit, hal ini sekaligus menandakan adanya pekerjaan rumah. Banyak atlet Kuningan yang gagal di partai final. Nama Marcel Raditya Putra, misalnya, menyumbang dua perak dari nomor 400 meter gawang dan 110 meter gawang putra. Begitu juga Dhea Putri Khoerunisa di lempar cakram serta Muara Elfaz di lompat tinggi.
Secara klasemen, Kuningan memang belum beranjak dari peringkat 13. Namun, peningkatan kuantitas medali memberi sinyal positif. Para pelatih menilai, dengan konsistensi pembinaan atlet pelajar, peluang memperbaiki posisi di edisi POPDA mendatang terbuka lebar.
“Ini bukan soal ranking semata, tapi progres pembinaan atlet muda. Hasil tahun ini menunjukkan arah yang benar,” kata Asep yang juga mantan Kabag Humas Setda Kuningan.
Dengan bekal 25 medali di Bandung, kontingen Kuningan pulang membawa optimisme. Walau masih di papan tengah, geliat prestasi atlet pelajar dari kota berhawa sejuk itu patut dicatat sebagai fondasi masa depan olahraga daerah. (ali)
