Cikalpedia
Politik

Lena Herlina Didorong Masuk Bursa Ketua DPC PDI Perjuangan Kuningan

Bendahara PDI Perjuangan, Lena Herlina

KUNINGAN — Nama Lena Herlina, S.Sos., M.Ap. mulai menyeruak di panggung politik Kuningan. Perempuan kelahiran 11 Juni 1979 ini selama ini lebih dikenal sebagai pengusaha kopi, aktivis UMKM, dan pemimpin sejumlah organisasi. Namun kini, ia didorong oleh sejumlah kalangan untuk maju dalam bursa Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kuningan.

Dorongan itu salah satunya datang dari Sujarwo, pengamat politik Kuningan. Menurutnya, Lena memiliki modal sosial dan jaringan ekonomi yang mumpuni untuk membawa PDIP Kuningan ke arah yang lebih segar. “Figur perempuan seperti Lena bisa jadi angin baru bagi PDI Perjuangan. Ia punya basis di UMKM, koperasi, dan organisasi kemasyarakatan, yang bisa jadi mesin penggerak politik,” kata Sujarwo, Senin (25/8/2025).

Lena bukan wajah asing di Kuningan. Ia lama berkecimpung di dunia usaha dengan mengelola Romantika Coffee dan Lapark Coffee. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Dekopinda Kabupaten Kuningan, membawahi gerakan koperasi dan UMKM, bahkan bendahara DPC PDI Perjuangan.

Di ranah sosial, Lena aktif memimpin Yayasan Romantika, PKBM, dan bahkan mengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman. Keterlibatannya di KONI serta kepengurusan TKRPP menambah panjang daftar peran publik yang ia emban.

“Track record ini penting. PDIP butuh figur yang tidak hanya kuat secara politik, tapi juga punya keterikatan dengan masyarakat di level bawah. Lena punya itu,” ujar Sujarwo.

Munculnya nama Lena menambah daftar kandidat yang digadang-gadang maju di bursa Ketua DPC PDI Perjuangan Kuningan. Sebelumnya, sudah muncul sejumlah nama beken seperti Nuzul Rachdy, Rana Suparman, dan Ika Siti Rahmatika.

Nuzul dikenal sebagai politisi senior dengan pengalaman legislatif panjang. Rana Suparman, mantan Ketua DPRD Kuningan, punya basis kuat di struktur partai. Sedangkan Ika Siti Rahmatika, anggota DPRD Provinsi Jabar yang juga istri almarhum Ketua DPC PDI Perjuangan sebelumnya yaitu H. Acep Purnama.

Baca Juga :  Kejurkab PBSI dan Bupati Cup 2025: Regenerasi Atlet, Hadiah Besar Menanti

Dengan masuknya Lena, peta persaingan semakin berwarna. Kehadirannya membawa representasi ganda, tokoh perempuan sekaligus aktivis ekonomi rakyat. “Kalau PDIP ingin memperluas basis pemilih, khususnya kalangan perempuan dan pelaku UMKM, Lena bisa jadi opsi strategis,” kata Sujarwo.

Keterlibatan perempuan dalam politik Kuningan memang masih terbatas. Kehadiran Lena dianggap bisa menjadi simbol baru bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, melainkan motor penggerak partai. Apalagi, PDIP memiliki sejarah panjang dengan tokoh perempuan nasional seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.

Meski demikian, jalan Lena tak akan mudah. Persaingan internal partai dikenal ketat, dengan tradisi senioritas yang kuat. Lena harus membuktikan bahwa jejaring sosial-ekonomi yang ia bangun selama ini bisa diterjemahkan ke dalam kerja-kerja politik elektoral.

Hingga kini, Lena belum menyatakan secara terbuka niatnya untuk maju. Namun ia tidak menampik jika dorongan dari berbagai kalangan semakin deras. “Saya ini orang organisasi, terbiasa bekerja kolektif. Kalau memang dipercaya, saya siap berkontribusi untuk membesarkan PDIP,” kata Lena singkat

Bursa Ketua DPC PDIP Kuningan diperkirakan akan semakin panas menjelang konfercab partai. Apakah Lena mampu menembus tradisi politik maskulin PDIP Kuningan, atau justru hanya menjadi nama alternatif tanpa daya dorong besar? Publik Kuningan masih menunggu langkah berikutnya. (ali)

Related posts

Ini Rangkaian Milangkala Desa Jagara Ke 366 

Cikal

Agus Toyib Minta ASN Kuningan Siap Kawal Transisi Kepemimpinan 2025

Cikal

Mahasiswa Kuningan Ngadu ke KDM, Desak Dialog dengan Bupati

Alvaro

Leave a Comment