Nuzul dikenal sebagai politisi senior dengan pengalaman legislatif panjang. Rana Suparman, mantan Ketua DPRD Kuningan, punya basis kuat di struktur partai. Sedangkan Ika Siti Rahmatika, anggota DPRD Provinsi Jabar yang juga istri almarhum Ketua DPC PDI Perjuangan sebelumnya yaitu H. Acep Purnama.
Dengan masuknya Lena, peta persaingan semakin berwarna. Kehadirannya membawa representasi ganda, tokoh perempuan sekaligus aktivis ekonomi rakyat. “Kalau PDIP ingin memperluas basis pemilih, khususnya kalangan perempuan dan pelaku UMKM, Lena bisa jadi opsi strategis,” kata Sujarwo.
Keterlibatan perempuan dalam politik Kuningan memang masih terbatas. Kehadiran Lena dianggap bisa menjadi simbol baru bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, melainkan motor penggerak partai. Apalagi, PDIP memiliki sejarah panjang dengan tokoh perempuan nasional seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.
Meski demikian, jalan Lena tak akan mudah. Persaingan internal partai dikenal ketat, dengan tradisi senioritas yang kuat. Lena harus membuktikan bahwa jejaring sosial-ekonomi yang ia bangun selama ini bisa diterjemahkan ke dalam kerja-kerja politik elektoral.
Hingga kini, Lena belum menyatakan secara terbuka niatnya untuk maju. Namun ia tidak menampik jika dorongan dari berbagai kalangan semakin deras. “Saya ini orang organisasi, terbiasa bekerja kolektif. Kalau memang dipercaya, saya siap berkontribusi untuk membesarkan PDIP,” kata Lena singkat
Bursa Ketua DPC PDIP Kuningan diperkirakan akan semakin panas menjelang konfercab partai. Apakah Lena mampu menembus tradisi politik maskulin PDIP Kuningan, atau justru hanya menjadi nama alternatif tanpa daya dorong besar? Publik Kuningan masih menunggu langkah berikutnya. (ali)