BANDUNG – Perwakilan mahasiswa dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, membawa suara kritis mereka ke tingkat provinsi. Mereka menghadiri dialog terbuka yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dengan perwakilan 80 perguruan tinggi se-Jabar, Rabu (3/9/2025).
Dalam forum itu, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan yang sebelumnya telah diserukan dalam aksi unjuk rasa di depan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan.
Dua perwakilan yang hadir adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kuningan (Uniku) dan BEM Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan. Dalam dialog yang dihadiri Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman itu, aspirasi mahasiswa Kuningan mendapat respons.
“Tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman mahasiswa, kami akan tindaklanjuti. Teman-teman sudah turut menyampaikan aspirasi baik dari DPRD maupun DPR RI, aspirasi itu semua untuk mensejahterakan masyarakat,” ujar Herman, seperti terlihat dalam sebuah video yang dibagikan kepada tim cikalpedia.id.
Herman menyatakan apresiasinya. “Kami bangga ternyata teman-teman mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi belajar langsung di realita sosial untuk turut serta memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kami respect kepada teman-teman mahasiswa,” katanya.
Namun, perhatian utama mahasiswa tertuju pada pemimpin daerah mereka. Yoyo Satrio, salah satu mahasiswa Universitas Kuningan, menitipkan pesan keras untuk Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar. Pesan itu berisi desakan agar Bupati merawat dan menjaga Kuningan untuk lebih baik lagi, terutama dalam merumuskan kebijakan yang memprioritaskan kebutuhan rakyat.
“Kami nitip pesan untuk Bupati Kuningan. Hilangkan koruptor-koruptor yang ada di Kuningan, dan harus segera menyelesaikan hutang yang masih berlubang,” tegas Yoyo.
Ia juga menyoroti persoalan yang belum kunjung tuntas, “Yang paling penting dan perlu diperhatikan yaitu persoalan sawit yang sampai saat ini belum ada titik terang,” ujarnya.
Meski telah berdialog dengan pemerintah provinsi, mahasiswa menegaskan bahwa langkah itu belum cukup. Mereka menagih komitmen dialog langsung dengan Bupati Dian Rachmat Yanuar untuk membahas isu-isu strategis daerah secara lebih spesifik.
Sayfulloh, Ketua BEM UNISA Kuningan, menyatakan bahwa koordinasi dengan Kompas Daerah Mahasiswa (KDM), sebuah forum badan eksekutif mahasiswa se-Kuningan telah dilakukan. Kini, mereka menanti realisasi janji pertemuan dengan orang nomor satu di Kuningan itu.
“Kami sudah bertemu dan berdialog langsung dengan KDM. Kami menunggu dialog terbuka dengan Bupati Kuningan. Saya harap kita bisa bertemu dan berdiskusi,” ujar Sayfulloh penuh harap.
Tekanan untuk segera merealisasikan dialog itu kini semakin kuat. Pernyataan responsif dari Sekda Jabar telah membuka jalan dan memberikan legitimasi atas tuntutan mereka. Kini, bola berada di di pihak Bupati Dian Rachmat Yanuar untuk merespons desakan warganya sendiri. (icu)
