KUNINGAN – Kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan kembali menjadi sorotan. Setelah Beni Prihayatno menuntaskan masa tugasnya pada 25 Agustus 2025 ini, publik bertanya siapa birokrat senior yang akan dipercaya menjadi Penjabat (Pj) Sekda? Di lingkaran birokrasi, setidaknya ada tujuh nama yang dianggap layak mengisi posisi strategis itu.
Ir. Usep Sumirat menjadi salah satu figur kuat. Karier panjangnya dari Dinas Kehutanan hingga memimpin Bappeda, lalu berlanjut ke kursi Kepala DLH, menegaskan kapasitasnya sebagai birokrat lintas sektor. Reputasinya piawai meracik RPJMD, melobi anggaran pusat, hingga menambal kekosongan jabatan membuatnya dikenal adaptif dan siap ditempatkan di mana pun.
Nama Purwadi Hasan Darsono juga tak asing. Ia meniti jalan dari Kabid di BKPSDM lalu, Sekretaris Dinas PUPR hingga Staf Ahli Bupati. Pada Juli 2025, ia resmi menakhodai Bappeda. Dengan latar pendidikan kehutanan dan magister sains, Purwadi disebut sebagai teknokrat dengan kapasitas lengkap.
Dari jajaran muda, ada Toni Kusmanto. Mantan Camat Jalaksana ini kini menjabat Asda I Setda Kuningan. Ia dikenal energik, dekat dengan ASN, serta pernah masuk bursa calon Sekda pada 2024. Meski belum berkesempatan menembus lingkar inti, kehadirannya merepresentasikan generasi baru birokrasi Kuningan.
Sementara itu, Guruh Irawan Zulkarnaen tampil menonjol di bidang pendapatan daerah. Saat memimpin Bappenda, ia mendorong digitalisasi layanan pajak dan berani menindak penunggak. Tegas, inovatif, sekaligus berani mengambil langkah tak populer, Guruh dinilai sosok teknokrat yang mampu menjaga ketegasan fiskal di lingkaran Pemkab Kuningan.
Deden Kurniawan Sopandi juga disebut-sebut sebagai calon kuat. Lahir di Bandung, 1971, ia dikenal sebagai birokrat yang komunikatif dan tegas. Pernah menjabat Asda II, lalu dipercaya memimpin BPKAD, Deden punya pengalaman mengelola aset dan keuangan daerah. Ia bahkan sempat digadang masuk bursa Sekda definitif.
Di jalur lain, ada Laksono Dwi Putranto. Dengan lintasan karier yang unik dari Sekretaris Bappenda, Kepala DLH, Plh Dishub, hingga kembali ke Bappenda, Laksono menunjukkan fleksibilitas tinggi. Program “SAPUKU” dan gebrakan Bank Sampah Induk Boboka menjadi bukti kepemimpinan inovatifnya.
Tak ketinggalan, Wawan Setiawan. Sosok yang kini menjabat Asda II ini dikenal publik lewat terobosannya di DLH. Dari program Kawasan Bebas Sampah hingga forum Ngawangkong Bank Sampah, ia berhasil menjadikan isu lingkungan sebagai gerakan bersama warga. Kini, dengan peran lebih luas di bidang perekonomian, Wawan dinilai punya kapasitas koordinasi yang dibutuhkan seorang Sekda.
Tujuh nama itu mewakili corak birokrasi Kuningan, ada yang matang di fiskal, kuat di perencanaan, berpengalaman di lapangan, hingga sosok muda yang enerjik. Publik menunggu siapa yang akan dipilih Bupati untuk mengisi kursi Pj Sekda Kuningan.
Apakah pilihan jatuh pada teknokrat seperti Usep atau Purwadi, pejabat fiskal seperti Deden dan Laksono, sosok tegas seperti Guruh, ataukah birokrat muda seperti Toni dan Wawan? atau ada sosok “Putra Mahkota” tersembunyi?.Yang jelas, figur Sekda mendatang akan menjadi kunci menjaga ritme pemerintahan Kuningan tetap stabil di tengah dinamika politik dan pembangunan daerah. (ali)
