Cikalpedia
Opini

Nasib Suram Gelanggang Pemuda; Ruang Kaderisasi dan Kegagalan Kebijakan

Renis Amarulloh, Ketua PC IMM Kuningan

Oleh karena itu, publik berhak berharap bahwa Bupati memahami betul nilai historis dan simbolik dari Gedung Gelanggang Pemuda. Dukungan beliau untuk mengembalikan Sekretariat KNPI ke tempat asalnya di samping Taman Kota bukan hanya tindakan korektif, tapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah gerakan pemuda di Kuningan.

Jika relokasi adalah keniscayaan, maka kompensasinya harus berupa narasi ruang baru yang setara—dari sisi aksesibilitas, fungsi sosial, dan nilai sejarah. Namun yang terjadi kini justru sebaliknya: Taman Kota menjadi ruang kosong yang datar, tanpa ritme sosial, tanpa sentuhan sejarah, dan tanpa ekosistem ekonomi yang hidup.

Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Kuningan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap arah pembangunan tata ruangnya. Kota tidak bisa dibangun sekadar dengan beton dan taman-taman kaku. Kota harus dirancang sebagai ruang hidup—tempat bertemunya sejarah, ekonomi rakyat, dan dinamika sosial secara harmonis.

Relokasi Gelanggang Pemuda seharusnya menjadi momentum untuk membangun ulang visi kota secara inklusif dan berkesadaran sejarah. Ruang kota tidak boleh hanya menjadi etalase estetika, melainkan ruang adil yang berpihak pada rakyat dan akar budayanya. Sebab, bangunan memang bisa dipindah. Tapi sejarah—tak bisa dibongkar pasang begitu saja.

Penulis: Renis Amarulloh,  Ketua Umum PC IMM Kabupaten Kuningan

Related posts

Suara di Antara Angin dan Debu

Cikal

438 Jemaah Calon Haji Kuningan Kloter 21 Resmi Berangkat, 1 orang Batal Berangkat

Cikal

Wabup Tuti Sidak Puskesmas, Soroti Ambulans Usang dan Layanan Ramadan

Cikal

Leave a Comment