“Ayah saya sering bercerita tentang pengalaman berorganisasi di NU, dan ibu saya pun turut menguatkan nilai-nilai itu. Saya tumbuh dengan semangat berkhidmat, dan itu yang saya bawa sampai sekarang,” ujar Dian.
Dian mengingatkan pentingnya berkhidmat dengan kecintaan, kebanggaan, dan keyakinan, bukan karena motif pragmatis. Menurutnya, itulah yang membuat pengabdian terhadap NU bisa bertahan dalam kondisi apa pun.
Dian Bukan Orang Asing di NU
Riwayat panjang Dian dalam NU pun tak terbantahkan. Ia pernah menjabat Ketua GP Ansor Kuningan (1999–2001), Ketua Pergunu Kuningan, Dewan Penasehat Ansor-Banser, hingga saat ini menjadi Dewan Pembina PSNU Pagar Nusa Kuningan.
“NU telah dan akan terus beradaptasi dengan zaman, sambil memegang teguh nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin,” tambah Dian.
Buka bersama ini ditutup dengan doa bersama dan saling menyapa antarbanom yang hadir seperti Muslimat NU, Fatayat, Pagar Nusa, GP Ansor, JQH NU, Pergunu, IPNU, PMII, Jatman, dan Sarbumusi, menandai eratnya kekeluargaan dalam NU Kuningan. (ali)