Dengan menjadikan Pancasila sebagai ide primer dalam berpikir, bersikap, dan bertindak probabilitas keberhasilan merealisasikannya akan memiliki signifikansi yang tinggi. Karenanya, pengawalan ide-ide Pancasila dan rencana geraknya harus dijabarkan secara normatif-integratif. Jangan sampai, seperti yang sering terlupakan, Pancasila hanya dijadikan nyanyian pelengkap dan bingkai lukisan usang tanpa betul-betul diimplementasikan secara utuh.
Tidaklah akan ada lagi kelompok yang kesusahan mendirikan rumah ibadah jika sila kesatu ditaati. Tidaklah akan ada lagi perselisihan akibat perbedaan jika sila kedua ditaati. Tidak akan muncul usulan memisahkan diri dari NKRI jika sila ketiga diperkuat. Dan, tidaklah akan ada yang mengangkangi demokrasi jika sila keempat diwujudkan. Begtu pun tidak akan ada anak-anak yang kesusahan untuk sekolah jika sila kelima dirasakan.
Mungkin Pancasila sudah terlalu rapuh dan lumrahnya usia 80 tahun yang memasuki usia renta dan dekat dengan naza’ ataukematian? Atau boleh jadi, manusia Indonesianya yang terlalu menganggap suci Pancasila sehingga lama tidak ditengok dan hanya menjadi pusaka di lemari tua? Bak panji yang dibiarkan kedinginan dan menunggu habis digerogoti rayap.
Sebagai sebuah nilai-nilai dasar perjuangan, Pancasila sejatinya harus senantiasa dilibatkan tanpa kompromi sejak dalam pikiran, perkataan, bahkan perbuatan. Dengan demikian Pancasila sebagai sebuah iman akan betul-betul terjaga bukan hanya sekadar ada pada area gagasan, lisan, atau perbuatan melainkan kesemuanya. []
Penulis, Oman Rohman: Mahasiswa Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
11 comments
Mantap abangkuuu
untuk mengamalkan Pancasila butuh komitmen tinggi cinta tanah air.
Mantap sangat menginspirasi
Shaap komandan
menginspirasi
menginspirasi kak
Makasih aa
P
Emote api
Jangan lupa like nya a
Ditunggu hehe