Cikalpedia
”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s ”site’s
Pemerintahan

Pandangan Umum Fraksi PKB, Ini Jawaban Bupati Kuningan

Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menyerahkan nota jawaban kepada pimpinan DPRD Kuningan. (Istimewa)

KUNINGAN – Jawaban Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, terhadap pandangan umum (PU) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pembahasan Rancangan APBD 2026 memperlihatkan arah baru kebijakan fiskal daerah yaitu berhati-hati, efisien, tapi sarat simbol politik. Di hadapan sidang paripurna DPRD, Rabu (15/10/2025), Dian menegaskan seluruh tunda bayar tiga tahun terakhir telah dilunasi dan berjanji tidak akan mengulang kesalahan serupa.

“Seluruh kewajiban telah kami selesaikan. Tahun depan kami tidak ingin ada lagi tunda bayar. Setiap program akan dirancang sesuai kemampuan keuangan daerah,” kata Dian.

Pernyataan itu menjadi sinyal pergeseran strategi fiskal Kuningan, dari ekspansif ke arah pengetatan anggaran. Pemerintah daerah memilih menunda kegiatan nonprioritas dan memangkas belanja seremonial. Langkah ini diambil setelah tekanan fiskal meningkat akibat turunnya dana transfer pusat sekitar 25 persen, setara Rp111 miliar dari tahun sebelumnya.

Dalam Nota Keuangan RAPBD 2026, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipatok 475,04 miliar, naik cukup signifikan dibanding 2025. Namun, lonjakan itu sebagian besar berasal dari retribusi jasa pelayanan kesehatan BLUD sebesar Rp190,72 miliar, kontribusi yang mencapai hampir 40 persen dari total PAD.

Ketergantungan pada BLUD ini menimbulkan catatan tersendiri. Di atas kertas, capaian PAD tampak meningkat, tapi secara struktural belum mencerminkan penguatan ekonomi riil. Penerimaan dari sektor produktif seperti pariwisata, perizinan, dan perdagangan masih kecil.

Bupati Dian tampaknya menyadari risiko tersebut. Ia menyebut pemerintah sedang menyiapkan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pajak serta digitalisasi sistem retribusi daerah. “Kami ingin meningkatkan PAD tanpa membebani masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Bupati Dian menyebutkan, kebijakan efisiensi yang dicanangkan bukan hanya soal teknis keuangan, tetapi juga mencerminkan dinamika politik pasca-Pemilu 2024. Pemerintah berusaha menampilkan citra kepemimpinan yang disiplin, bersih, dan tidak boros di tengah sorotan publik terhadap beban utang kegiatan masa lalu.

Baca Juga :  Andi Gani Hadir, Turnamen Tenis Bupati Cup Hidup

Dalam kesempatan yang sama, Dian menegaskan arah pembangunan 2026 tetap berpijak pada visi “Kuningan Melesat”. Program-program prioritas diarahkan pada pertanian, UMKM, pariwisata, serta pendidikan dan keagamaan. Empat sektor yang secara politik dinilai aman dan populis.

Related posts

Polemik “Sapu Bersih” di Pilkada Kuningan: Antara Simbol Perubahan dan Narasi Kekuasaan

Cikal

Sinergi Akbar PKK-DWP Kuningan: Pemberdayaan Menuju Indonesia Emas

Alvaro

Menyelami Kejayaan Masa Lalu: 4 Keraton Bersejarah di Kota Cirebon

Cikal

Leave a Comment