Menurut Purwadi, prestasi mereka adalah hasil seleksi ketat. Dari 677 ASN se-Jabar yang mendaftar, hanya 30 orang masuk seleksi lanjutan, dan 18 orang ditetapkan sebagai finalis.
“Mereka adalah teladan bagi ASN lainnya. Sosok yang bisa diminta pendapat dan sumbangsih pemikiran di level kabupaten,” tambah Purwadi.
Yoyon dan Misi Kemanusiaan
Di usia 58 tahun, Yoyon bukan hanya penegak perda, tapi juga penjaga kemanusiaan di jalanan. Ia tak segan membersihkan, memandikan, hingga memulangkan ODGJ ke rumah keluarga atau panti asuhan, sembari berkoordinasi dengan Dinsos dan faskes agar mereka mendapat hak sebagai warga negara.
“Bagi saya, ODGJ adalah manusia, bukan masalah. Mereka punya harapan untuk hidup lebih baik,” kata Yoyon penuh haru.
Namanya kini melejit, bukan karena pangkat atau jabatan, tapi karena ketulusan dan empatinya yang tak biasa di tengah rutinitas birokrasi. (ali)