Kuningan – Peretasan WhatsApp Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, telah memasuki babak baru, drama digital episode panjang dengan pemeran utama pelaku tak dikenal yang entah kenapa masih sangat betah nongkrong di HP Bupati selama berhari-hari.
Setelah sukses bikin geger warga lewat modus pinjam uang ala “Pak Bupati kepepet,” kini si peretas berinovasi. Modusnya naik kelas, mengirim undangan pernikahan palsu dalam bentuk file APK. File tersebut, begitu dibuka, bukan membawa ke gedung resepsi, melainkan langsung membuka jalan ke malware dan kebocoran data.
Jika ada gelar “Peretas Terbetah ”, mungkin jatuh ke tangan pelaku yang meretas WhatsApp Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. Pasalnya, sudah beberapa hari bersarang di HP orang nomor satu di Kabupaten Kuningan, si hacker belum juga diusir. Justru semakin betah, semakin aktif, dan kini mulai kirim-kirim undangan pernikahan digital berisi malware.
Setelah sebelumnya meminta transferan uang dengan gaya sopan, kini si pelaku naik kelas. Ia menyamar jadi panitia pernikahan dan menyebar file APK undangan kepada banyak kontak WhatsApp yang masih percaya bahwa mereka benar-benar diundang ke hajatan pejabat.
Yang bikin heran, sudah berhari-hari diretas, tapi pelaku tetap nyaman berkirim pesan. Seolah-olah HP Bupati kini jadi kantor resmi penipuan digital. Warganet pun berspekulasi, jangan-jangan hacker-nya sudah sekalian menetap dan mengganti wallpaper dengan foto keluarga barunya.
“Kalau sudah diretas sejak Kamis, kenapa hari ini masih kirim pesan? Emangnya belum bisa log out juga?” sindir seorang warga.
Sementara pihak Diskominfo mengatakan sedang berkoordinasi, si pelaku justru sudah bertransformasi jadi Bupati versi lebih aktif dan kreatif, mulai dari sopan santun minta uang, hingga kini jadi Wedding Organizer palsu.
Pihak Dinas Kominfo Kabupaten Kuningan memang sudah mengeluarkan imbauan bukan satu, tapi berkali-kali. Namun, peretas tampaknya tidak terlalu peduli, karena sore ini masih terus aktif menyapa orang, bahkan mungkin sudah mulai menyusun daftar tamu kondangan digital berikutnya.
Kejadian ini mestinya jadi tamparan digital: bagaimana bisa nomor sekelas kepala daerah diretas, tapi butuh waktu berhari-hari untuk dibereskan? Bukan sekadar soal gengsi, tapi soal risiko yang nyata, karena hacker yang satu ini tampaknya lebih sabar dari birokrasi.
Menanggapi situasi tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kuningan segera mengeluarkan pengumuman melalui website resmi kuningankab.go.id. Dalam pernyataannya, Diskominfo meminta masyarakat agar tidak membuka, mengunduh, atau membalas pesan undangan yang mencurigakan tersebut.
Masalahnya, hacker tampaknya tidak membaca imbauan itu. Dia masih asyik beraktivitas seperti ASN teladan, kerja dari pagi sampai malam, menyapa kontak satu per satu, menyebar undangan virus dengan kecepatan tinggi.
Warga pun mulai gelisah: kalau WhatsApp Bupati saja bisa diambil alih selama hampir seminggu tanpa solusi, bagaimana dengan akun biasa milik rakyat kecil?
“Bukan soal teknis lagi, ini soal niat. Kalau pelaku bisa nyaman segini lamanya di HP pejabat, ya mungkin karena enggak ada yang benar-benar usir, emang bawahan Bupati ga ada yang bisa beresin ini,” sindir warga lainnya.(Beng)
