Menurutnya, KPU-M dan Bawaslu-M bukan sekadar panitia teknis, tetapi simbol kehormatan demokrasi mahasiswa. Oleh karena itu, memberi ruang bagi mereka untuk bekerja secara independen adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai luhur demokrasi.
“Kami mengajak seluruh mahasiswa, lembaga kemahasiswaan, dan pihak manapun untuk menahan diri dari upaya intervensi. Sebaliknya, mari kita dukung penuh proses ini dengan cara yang sehat: memberikan kritik konstruktif, menjaga suasana kondusif, dan mengawal pemilu mahasiswa dengan semangat persaudaraan dan tanggung jawab,” tuturnya.
Ia menambahkan, Pemilu mahasiswa bukan sekadar soal siapa yang terpilih, melainkan proses pembelajaran demokrasi, pembentukan karakter kepemimpinan, dan penguatan etika organisasi yang akan mencerminkan wajah kita di masa depan.
Ia juga berkomitmen penuh menjaga integritas demokrasi kampus. Menurutnya, hanya dengan menjunjung tinggi kejujuran, transparansi, dan netralitas, proses Pemilu bisa melahirkan pemimpin mahasiswa yang benar-benar lahir dari kehendak murni mahasiswa itu sendiri. (Icu)