Rubuha dinilai sebagai solusi efektif mengendalikan populasi tikus, yang selama ini menjadi ancaman serius bagi lahan pertanian. Pendekatan ini juga mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia, yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan.Dukungan pun mengalir dari para petani setempat.
Selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem, kehadiran pemerintah di lapangan memberikan rasa aman dan optimisme.
“Dengan adanya Rubuha, kami lebih percaya diri menghadapi musim tanam. Ini solusi nyata yang langsung kami rasakan manfaatnya,” ujar salah satu anggota Gapoktan Laksana Jaya.
Diskatan Kuningan berencana memperluas gerakan serupa ke daerah-daerah lain yang rentan terhadap serangan hama tikus. Pendekatan berbasis ekosistem ini menjadi fondasi kebijakan mereka dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen menjadikan Kuningan sebagai role model pertanian ramah lingkungan di Jawa Barat,” tutup Dr. Wahyu dengan penuh keyakinan.
Dengan inovasi seperti Rubuha, Kuningan tidak hanya menjaga stabilitas produksi pangan, tetapi juga menjadi pelopor pertanian yang selaras dengan alam. (Red)