“Masyarakat yang pinjam buku melalui layanan perpus, kami antarkan ke rumahnya. Namanya Pintarku. Pinjam antar buku,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa aktivitas perpustakaan itu sudah terjadwal, mulai dari jenjang TK, SD, sampai SMP. Termasuk menurutnya, berbagai pelatihan sudah diagendakan minimal terlaksana tiga kali dalam setahun atau percaturwulan.
”Kami juga kerjasama dengan kampung dongeng untuk menginspirasi anak-anak usia dini,” pungkasnya.
Arief mengaku, program-program yang digagasnya tidak lepas dari visi awal ketika dirinya menyalonkan kepala desa. Salah satu yang digaungkannya adalah Kertayasa menjadi Desa Pendidikan. Menurutnya, pendidikan tidak hanya lahir di ruang kelas, melainkan dari ruang-ruang alternatif yang sama-sama menumbuhkan semangat belajar.
”Embrionya dari perpustakaan ini, salah satunya menuju desa edukasi atau pendidikan,” pungkasnya. (Icu)
