Filosofi Kepemimpinan AKAR: Sunyi Tapi Mengikat
Tak hanya soal festival, dalam diskusi ini Iip juga membahas filosofi kepemimpinan yang telah ia tuangkan dalam bukunya berjudul AKAR. Buku ini ditulis jauh sebelum ia menjabat sebagai Pj Bupati Kuningan.
“Akar itu bekerja dalam diam. Ia menyangga, mengikat, dan menghidupi—tanpa harus dilihat. Kepemimpinan sejati harus seperti itu: adil, karismatik, mendidik, dan rancang bangun (rancingeus),” kata Iip, menjabarkan makna dari akronim AKAR.
Menurutnya, banyak pemimpin kini terlalu sibuk mengejar popularitas hingga melupakan makna pengabdian. Konsep AKAR ingin mengajak para pemimpin untuk berjuang dalam sunyi demi kesejahteraan rakyat.
“Kita perlu pemimpin yang tidak riya. Yang bekerja bukan demi sorotan kamera, tapi demi perubahan nyata,” tegasnya.
Diskusi di markas AKAR ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan dan pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring. AKAR sebagai komunitas sadar lingkungan dinilai memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem Gunung Ciremai tetap lestari. (ali)