KUNINGAN — Penataan pusat kota Kuningan pasca relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) memasuki babak baru. Pemerintah Kabupaten Kuningan tak tinggal diam atas dampak ekonomi yang dirasakan pedagang. Mulai dari perombakan site plan, revitalisasi pasar, hingga kolaborasi Toko Masagi untuk suplai bahan baku digulirkan demi menyelamatkan omzet PKL.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kuningan, Deden Kurniawan, menyampaikan bahwa upaya ini dilakukan menyusul hasil evaluasi rutin dan aspirasi dari sejumlah komunitas seperti Delman Hias, Paguyuban Pedagang Pertokoan Siliwangi, dan PKL Jalan Otista yang belum terelokasi.
“Semua masukan akan dikaji agar tetap sejalan dengan road map penataan pusat kota. Relokasi bukan sekadar pindah tempat, tapi juga soal keberlangsungan usaha mereka,” kata Deden, Sabtu (18/5).
Langkah konkret dilakukan dengan revitalisasi kios dan los di Pasar Rakyat Langlangbuana. Di saat yang sama, database PKL juga disusun untuk keperluan Tanda Daftar Usaha (TDU) agar relokasi tepat sasaran.
Namun relokasi tak selalu mulus. Beberapa pedagang mengeluh penurunan omzet, terutama pedagang kuliner dengan bahan baku yang mudah kedaluwarsa seperti daging, sayuran, dan tepung.
Untuk itu, Pemkab Kuningan mengusung empat strategi penyelamatan, termasuk reklasifikasi jenis jualan dengan lokasi strategis. Jika tiga Puspa (pusat kuliner) tak cocok, pedagang bisa dialihkan ke Pasar Baru atau Pasar Kepuh.
“Masalahnya bukan hanya di sepinya pembeli, tapi juga karena bahan baku keburu basi karena stok berlebih. Ini kami atasi dengan sinergi bersama Toko Masagi,” jelas Deden.
Melalui kemitraan dengan Toko MASAGI (Mitra Sinergi Jaga Inflasi), pedagang kini bisa beli bahan baku harian, tanpa stok besar. Harganya juga di bawah pasar. Tak perlu gudang, tinggal ambil sesuai kebutuhan hari itu.
Tak hanya itu, Pemkab juga mengerahkan ASN dan medsos resmi untuk mempromosikan lokasi baru PKL. Komoditas dan lokasi pedagang diunggah rutin agar pembeli bisa menemukan penjual favorit mereka dengan mudah.
“Kami juga menggandeng BUMN, BUMD, dan pengusaha swasta untuk bantu lewat dana CSR, agar tiap Puspa punya intervensi ekonomi sesuai bidangnya,” kata Deden.
Kuningan kini tak hanya bicara estetika pusat kota, tapi juga keberpihakan pada nasib ekonomi rakyat kecil. Relokasi PKL, bila dikawal tepat, bukan akhir cerita, melainkan awal wajah baru ekonomi rakyat. (ali)
