“Masalahnya bukan hanya di sepinya pembeli, tapi juga karena bahan baku keburu basi karena stok berlebih. Ini kami atasi dengan sinergi bersama Toko Masagi,” jelas Deden.
Melalui kemitraan dengan Toko MASAGI (Mitra Sinergi Jaga Inflasi), pedagang kini bisa beli bahan baku harian, tanpa stok besar. Harganya juga di bawah pasar. Tak perlu gudang, tinggal ambil sesuai kebutuhan hari itu.
Tak hanya itu, Pemkab juga mengerahkan ASN dan medsos resmi untuk mempromosikan lokasi baru PKL. Komoditas dan lokasi pedagang diunggah rutin agar pembeli bisa menemukan penjual favorit mereka dengan mudah.
“Kami juga menggandeng BUMN, BUMD, dan pengusaha swasta untuk bantu lewat dana CSR, agar tiap Puspa punya intervensi ekonomi sesuai bidangnya,” kata Deden.
Kuningan kini tak hanya bicara estetika pusat kota, tapi juga keberpihakan pada nasib ekonomi rakyat kecil. Relokasi PKL, bila dikawal tepat, bukan akhir cerita, melainkan awal wajah baru ekonomi rakyat. (ali)