KOLAKA – Upaya pemerintah pusat dalam membangun fondasi generasi sehat dan produktif di seluruh pelosok negeri mendapat dorongan nyata. Pelaksanaan sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digelar di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu (5/10/2025). Program ambisius yang digagas pemerintah pusat ini disosialisasikan oleh Komisi IX DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah.
Kegiatan yang berlangsung di Kelurahan Mangolo ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Ahmad Safei, Staff Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Kholiddin, Lurah Mangolo, Hardiansyah Hasmir, serta para tokoh masyarakat, guru, orang tua, dan kader posyandu. Suasana yang hangat menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta terhadap program yang menyentuh langsung kesejahteraan anak-anak mereka.
Dalam sambutannya, Ahmad Safei menegaskan bahwa program MBG bukan sekadar kegiatan bagi-bagi makanan. Ia menyebutnya sebagai langkah strategis negara dalam memperkuat ketahanan gizi generasi muda di daerah.
“Program makan bergizi gratis ini adalah bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap peningkatan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Tujuannya bukan hanya untuk menurunkan angka stunting, tetapi juga membangun fondasi generasi emas Indonesia 2045,” ujar Safei.
Safei menambahkan, pelaksanaan program MBG diharapkan dapat menjangkau anak-anak sekolah dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Dasar (SD). Implementasinya melibatkan berbagai pihak, mulai dari tenaga pendidik hingga masyarakat sekitar, demi memastikan keberlanjutan dan akuntabilitas.
Komisi IX DPR RI, kata Safei, akan terus mengawal pelaksanaan program ini agar tepat sasaran, transparan, dan berkelanjutan. Lebih dari itu, MBG dirancang dengan dimensi pemberdayaan ganda. “Tidak hanya membagikan makanan, tapi juga memberdayakan UMKM lokal dan membuka lapangan kerja baru di daerah. Ini investasi gizi sekaligus ekonomi,” jelasnya.
Senada dengan itu, Kholiddin dari BGN menjelaskan bahwa MBG memiliki dimensi yang luas dan menjadi trendsetter dalam kebijakan gizi nasional. Program ini menggabungkan aspek gizi, pemberdayaan ekonomi, dan partisipasi masyarakat secara terintegrasi.
“Dalam dapur penyedia makanan, ada ahli gizi yang memastikan kualitas menu dan komposisi nutrisi. Selain itu, tenaga lokal dilibatkan agar manfaat ekonominya langsung terasa di daerah. Ini adalah pendekatan holistik,” papar Kholiddin.
Lurah Mangolo, Hardiansyah Hasmir, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan di wilayahnya. Menurutnya, kehadiran program MBG telah memberi dampak nyata bagi anak-anak sekolah, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Banyak anak yang sebelumnya berangkat sekolah tanpa sarapan kini bisa belajar lebih fokus dan bersemangat. Ini langkah besar untuk masa depan anak-anak Kolaka, mengurangi beban orang tua, dan meningkatkan kualitas pendidikan,” ujarnya.
Program MBG, melalui sosialisasi yang masif di Kolaka ini, menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk menjadikan program ini sebagai gerakan nasional yang berkelanjutan. Tujuannya bukan hanya menyehatkan fisik dan mental anak-anak, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat lokal melalui rantai pasok makanan yang dijamin kualitasnya. Kolaka menjadi salah satu contoh keberhasilan integrasi antara kebijakan gizi, pendidikan, dan pembangunan ekonomi daerah. (rls/ali)
