“Memang satu sih ini untuk isi waktu, dan juga hobi menari. Kalau anak kecil ini bisa kayak gini mah belum ada kemauan ya,” tuturnya. Lusi menambahkan, sejak Agustus Raisha menunjukkan ketekunan luar biasa. Ia cepat menghafal gerak, berani tampil, dan selalu terlihat antusias setiap kali latihan.
Lusi berharap keaktifan Raisha dapat memberi inspirasi bagi anak-anak lainnya di Desa Cisantana. “Harapan saya mah bisa memotivasi anak-anak yang lain. Kalau anak-anak bisa tampil percaya diri seperti ini, kan bagus. Jadi punya kegiatan positif,” ujarnya.
Agenda budaya yang digelar DPRD Jawa Barat ini menjadi panggung yang tepat bagi munculnya bakat-bakat muda seperti Raisha. Acara tersebut memang dirancang untuk melibatkan masyarakat dalam pelestarian seni tradisi, sekaligus memberi ruang bagi generasi muda untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Penampilan Raisha tidak hanya menggambarkan keterampilannya dalam menari, tetapi juga memperlihatkan harapan baru bagi masa depan seni budaya di Kuningan. Bahwa dari lereng-lereng Gunung Ciremai, lahir seorang penari kecil yang bukan saja berbakat, tetapi juga memiliki semangat dan keberanian untuk terus berkembang. Dengan dukungan keluarga, sanggar, dan lingkungan, Raisha Nur Alzena menunjukkan bahwa potensi seni bisa tumbuh dari mana saja, bahkan dari seorang gadis kecil berusia lima tahun yang menari dengan sepenuh hati di panggung Cigugur. (ali)
