Sementara itu, Pengurus DPC PDI Perjuangan Kuningan, M. Ridho Suganda, politisi muda PDIP Kuningan yang turut hadir, kegiatan ini adalah implementasi nilai-nilai yang diwariskan Bung Karno. Ia menolak anggapan bahwa kerja partai hanya muncul menjelang pemilu. “Inilah bukti bahwa PDIP bukan hanya hadir saat butuh suara. Kami ingin tertawa dan menangis bersama rakyat, seperti pesan Ibu Ketua Umum,” katanya.
Ridho menyebut seluruh anggota Fraksi PDIP dari berbagai daerah pemilihan di Kabupaten Kuningan diminta untuk terlibat. “Kita semua turun ke lokasi. Bukan hanya menyapa, tapi juga membantu logistik, registrasi, bahkan ikut mengarahkan warga. Ini kerja kolektif,” tambahnya.
PDIP, kata Ridho, memahami betul tantangan kesehatan di akar rumput. “Sekarang obat tidak hanya mahal. Maka partai hadir menjawab itu,” ujarnya.
Di luar kerumunan warga, terlihat anggota DPRD dari Fraksi PDIP berdiskusi dengan warga maupun perangkat desa. Namun suasana tidak terasa politis secara mencolok lebih seperti kegiatan layanan sosial dengan balutan simbol ideologis.
Kegiatan semacam ini sebenarnya bukan hal baru bagi PDIP. Partai ini sejak lama mengembangkan apa yang disebut sebagai “politik pelayanan”, di mana interaksi dengan rakyat tidak berhenti pada pencoblosan lima tahunan. Namun, di tengah polarisasi politik, skeptisisme publik terhadap partai kerap tinggi. Maka aksi nyata seperti ini menjadi penting. (ali)