Ika juga mengingatkan loyalis Acep Purnama untuk tetap solid bersama PDIP, partai yang selama ini menjadi rumah politik almarhum suaminya. “Pak Acep adalah kader terbaik PDIP. Jadi kalau bicara arah politik, jelas kita tetap di jalur PDIP,” katanya tegas.
Sikap tegas Ika Siti Rahmantika ini seolah menjadi jawaban dari spekulasi publik mengenai arah dukungan politik keluarga Acep Purnama pasca wafatnya sosok sentral PDIP Kuningan itu.
Di tempat yang sama, Sekretaris DPC PDIP Kuningan, Nuzul Rachdy, menanggapi dengan santai dinamika yang ada. Ia mengatakan bahwa PDIP terbiasa menghadapi dinamika politik, termasuk orang datang dan pergi.
“Masyarakat Kuningan tahu, selama ini yang selalu mendampingi almarhum Pak Acep adalah Bu Ika. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar Zul.
Menurutnya, dinamika keluarga politik seperti ini merupakan hal biasa menjelang Pilkada. Namun, PDIP tetap solid dan memiliki mekanisme partai yang kokoh.
Dengan tasyakuran ulang tahun Ridho Suganda yang turut dihadiri tokoh-tokoh kunci PDIP dan keluarga besar Suganda, suasana semakin terasa sebagai pemanasan politik menuju Pilkada 2024. Ridho yang selama ini dikenal sebagai sosok tenang namun bekerja dalam diam, kini mulai menunjukkan sinyal-sinyal siap tampil sebagai kandidat kuat.
Apakah arah restu politik akan berpadu dengan restu keluarga besar Suganda? Atau justru terjadi tarik menarik di antara mereka yang ingin melanjutkan warisan politik Acep Purnama?
Satu hal yang pasti, ulang tahun Ridho Suganda kali ini lebih dari sekadar perayaan pribadi, ia menjadi panggung simbolik perebutan arah dukungan politik di Kuningan. (ali)