KUNINGAN – Calon Bupati Kuningan nomor urut 02, Muhammad Ridho Suganda, mengungkapkan alasan di balik disharmoni dirinya dengan almarhum Bupati Acep Purnama saat menjabat sebagai Wakil Bupati Kuningan. Pernyataan itu disampaikannya dalam debat publik calon kepala daerah yang berlangsung Selasa (5/11).
Menanggapi pertanyaan dari Calon Wakil Bupati nomor 01, Tuti Nurohmiati, Ridho secara terbuka menyebut bahwa komunikasi yang tidak berjalan baik antara dirinya dan Bupati Acep kala itu dipengaruhi oleh pihak ketiga, yakni Sekretaris Daerah saat itu, Dian Rachmat Yanuar.
“Saya merasa ada gap yang jauh dengan almarhum. Tahun pertama dan kedua, komunikasi saya disampaikan melalui Pak Sekda, namun tampaknya tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Di tahun terakhir, saya sampaikan langsung kepada almarhum agar tidak ada penghalang komunikasi,” kata Ridho.
Ridho juga menegaskan bahwa jika dirinya terpilih bersama pasangannya, Kamdan, hal serupa tidak akan terulang. Ia menyindir bahwa hubungan pimpinan daerah harus tanpa ‘penyelingkuh’ komunikasi.
“Saya dan Pak Kamdan berkomitmen membangun Kuningan dengan harmonisasi. Tidak akan ada pihak ketiga di antara kami,” ujar Ridho.
Pernyataan itu langsung direspons oleh calon bupati nomor urut 01, Dian Rachmat Yanuar, yang menolak menanggapi tudingan tersebut secara mendalam.
“Saya tidak akan menanggapi hal yang saya tidak lakukan. Saya hanya pernah diminta almarhum untuk memediasi. Tapi sudahlah, jangan diperpanjang. Pak Ridho itu adik saya, orang baik,” ujar Dian.
Namun Ridho kembali menegaskan, menurutnya Sekda yang berhasil adalah yang bisa menjembatani komunikasi antara Bupati dan Wakil.
“Waktu itu Pak Dian menyampaikan kesiapannya jadi pelayan yang baik. Tapi sekarang katanya tidak paham maksud saya. Itu yang saya heran,” ujarnya.
