Dalam pagelaran itu, simbol tombak dan panah diserahkan secara simbolis kepada Jugul dan peserta panahan oleh Pj Bupati. Atraksi berlanjut dengan lomba melempar tombak ke ember berisi air, disambut sorak penonton saat air tumpah mengenai sasaran.
Pertunjukan ditutup dengan aksi panahan tradisional dari masing-masing perwakilan pademangan, menampilkan keahlian dan filosofi ketangkasan para prajurit.
Saptonan, berasal dari kata “Saptu” (Sabtu), adalah tradisi permainan raja-raja Kuningan zaman dahulu yang dimainkan usai musyawarah dengan para panggede. Kini, ia hadir sebagai simbol warisan budaya dan pengingat kejayaan masa lalu yang masih hidup di tengah masyarakat. (ali)