Yanuar juga menanggapi momen “salah sebut” dari Kamdan, yang sebelumnya menyebut namanya sebagai “Yanuar Hidayat.”
“Itu tanda-tanda dari langit. Pak Kamdan secara tidak sadar membuka rahasia bahwa saya yang mendapat hidayah untuk menang,” ujarnya, disambut tawa tamu undangan.
Sementara itu, pasangan Dian – Tuti, yang memperoleh nomor urut 1, tetap tampil kalem dan formal. Mereka menegaskan bahwa proses demokrasi harus berjalan damai, santun, dan penuh gagasan.
Setelah seluruh pasangan menyampaikan pidato, acara ditutup dengan deklarasi damai yang dipimpin Ketua KPU Kuningan. Suasana berjalan kondusif dan hangat, meski kompetisi di luar ruang pleno akan terus memanas.
Satu nama, tiga klaim. Begitulah Acep Purnama menjelma menjadi “rebutan simbolik” di Pilkada Kuningan. Tinggal rakyat yang akan menentukan, siapa yang paling sah mewarisi jejaknya. (ali)