Sejak hari itu, Wawan tak pernah lagi lupa mengenakannya.
Ia melangkah ringan, melewati jalan yang sama, namun kali ini tak ada luka.
Lalu ia tersenyum, mengerti bahwa hidup pun seperti itu.
Cinta tanpa pengertian bisa melukai. Perhatian tanpa ruang bisa menyesakkan, kebaikan tanpa kelembutan bisa terasa seperti paku yang menempel di hati.
Sepatu tetaplah pelindung, tapi ia juga bisa melukai bila lupa ditemani pengertian.
Dan di antara keduanya, kaos kaki hadir sebagai wujud kasih yang tahu kapan harus lembut, dan kapan harus melindungi.
Kadang yang melindungi bisa menyakiti, bukan karena niatnya salah, tapi karena kita lupa menambahkan kelembutan di antara keduanya. Seperti sepatu dan kaos kaki, seperti cinta dan pengertian.
Hanya Fiksi by Bengpri
