Ia juga menyoroti praktik “klaim wilayah” dalam politik, di mana satu pihak merasa memiliki suatu daerah dan menolak kehadiran kandidat lain.
“Itu keliru. Bahkan dalam satu keluarga saja bisa beda pilihan politik. Jangan anggap satu wilayah itu milik pribadi atau kelompok tertentu,” ujarnya.
Tahun Politik Jadi Ajang Pendidikan Publik
Ikhsan berharap, tahun politik kali ini bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan pendidikan politik masyarakat.
Menurutnya, pendekatan yang harus dikedepankan bukanlah politik uang, melainkan rekam jejak dan kontribusi nyata kepada masyarakat.
“Kalau masyarakat sudah merasakan kerja kita, tanpa diminta pun mereka akan memberikan dukungan. Tidak perlu intimidasi atau serangan baliho,” ujarnya.
Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait hilangnya spanduk tersebut. Namun sejumlah relawan menyatakan akan terus mengedukasi masyarakat untuk tidak terjebak pada praktik politik kotor.
Hilangnya dua spanduk ini menjadi isyarat bahwa suhu politik di Kuningan sudah mulai menghangat—bahkan sebelum masa kampanye resmi dimulai. Yang kini jadi pertaruhan bukan sekadar siapa yang terpilih, tapi sejauh mana demokrasi lokal bisa tumbuh sehat dan bermartabat.