“Saya ingin ke depan ada integrasi. Di sini ada waduk, di sana ada curug, ada Pasir Batang, ada Darma Loka. Kita sedang merancang supaya wisata Waduk Darma itu tidak cukup satu hari. Dua hari pun tidak habis,” katanya, memvisualisasikan paket healing akhir pekan yang lengkap.
Soal infrastruktur, Bupati Dian mengakui bahwa akses jalan masih menjadi pekerjaan rumah utama. Ia mengungkap diskusinya dengan Sekda Uu Kusmana dan Kepala Bappeda mengenai perkuatan jalur wisata melalui dukungan desa-desa sekitar. “Tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada support dari desa-desa, dan itu sudah kita proses,” ujarnya.
Antusiasme juga datang dari pihak penyelenggara dan desa setempat. Pemilik Jagara Eco Park, dr. Budi, mengaku bangga acaranya mendapat dukungan langsung dari pemerintah daerah. “Saya bangga, apalagi tadi acara dibuka oleh Pak Bupati. Ada Kuwu, Camat, Kapolsek, semua hadir memeriahkan,” katanya. Ia melihat potensi besar bagi Sunset Jagarun untuk digelar rutin, dua hingga tiga kali setahun.
Apresiasi senada disampaikan Umar Hidayat, Kuwu Desa Jagara. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pengelola dan Pemerintah Desa Jagara. Menurutnya, acara semacam ini sangat vital untuk menghidupkan ekonomi warga dan memberikan identitas baru bagi desa. “Harapannya kegiatan ini bisa berlanjut setiap tahun,” ujar Umar.
Gelaran Sunset Jagarun 2025 menjadi sinyal bahwa Waduk Darma tidak lagi hanya dikenal sebagai hamparan air tenang. Ia kini menjelma menjadi panggung baru kreativitas pariwisata Kuningan, sebuah lanskap lifestyle muda yang terus tumbuh, sore demi sore, senja demi senja, di bawah payung Gunung Ciremai. (ali)
