Dalam demplot ini, Diskatan juga menguji penggunaan pupuk cair organik. Tujuannya bukan hanya mendongkrak hasil panen, tetapi juga menjaga kesuburan tanah secara berkelanjutan. Sebagian lahan digunakan sebagai pembanding: organik versus kimia. Evaluasinya akan dilakukan saat panen raya.
Program TABELA bukan sekadar eksperimen. Ia bagian dari strategi besar Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mendorong pertanian cerdas berbasis teknologi tepat guna dan berwawasan lingkungan. Setelah Sindangsuka, metode ini akan diperluas ke wilayah lain yang memiliki karakteristik lahan serupa.
“Panen nanti akan jadi ajang pembuktian. Kita akan lihat mana yang paling efisien, ramah lingkungan, dan tetap menguntungkan bagi petani,” ujar Wahyu.
TABELA atau Tanam Benih Langsung adalah teknik menanam padi tanpa penyemaian. Benih disebar langsung ke lahan sawah menggunakan alat bantu sederhana atau mekanis. Metode ini mulai dilirik petani di berbagai daerah karena mampu memangkas biaya operasional hingga 30 persen.
Dengan dua inovasi besar Salibu dan TABELA, Diskatan Kuningan tampaknya sedang menulis ulang peta pertanian di daerahnya. Dari efisiensi tenaga hingga keberlanjutan lahan, semua dirancang demi satu tujuan mensejahterakan petani tanpa mengorbankan masa depan tanah yang mereka garap. (red)