KUNINGAN – Menyambut Tahun Baru Cina 2576 yang jatuh pada Rabu (28/1), masyarakat Tionghoa di Kuningan bersiap menyambut datangnya Tahun Ular Kayu. Dalam kepercayaan Tionghoa, pergantian tahun bukan sekadar seremoni, melainkan juga penanda perubahan nasib berdasarkan shio.
Ketua Yayasan Kelenteng Kun An Tong, Toto Heryanto atau dikenal dengan nama Poey Lok Tek, menyebutkan bahwa secara umum, Tahun Ular Kayu membawa keberuntungan, terutama bagi mereka yang bershio Ular dan beberapa shio lainnya. Namun, ia mengingatkan bahwa dua shio Macan dan Monyet perlu waspada.
“Yang Ciong (kurang beruntung) itu shio Macan dan Monyet. Untuk menolak bala cukup sering bersedekah saja,” kata Poey Lok Tek, Senin (27/1).
Secara umum, menurutnya, tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya, Tahun Naga Kayu, terutama dalam bidang usaha. Namun, imbas dari dinamika politik daerah membuat perputaran ekonomi dinilai belum pulih sepenuhnya.
“Usaha sembako relatif stabil. Tapi untuk bisnis sekunder seperti pakaian, mungkin agak berat,” ujar Poey Lok Tek.
Di bidang politik, ia menilai tahun ini cukup sensitif dan membutuhkan pemimpin yang tegas, berwibawa, dan mampu merangkul semua pihak.
“Saya belum pernah bertemu Pak Bupati terpilih (Dian Rachmat Yanuar), tapi kalau dengan Ibu Tuti pernah. Kalau ada ruang, saya siap memberikan masukan,” katanya.
Sebagai bagian dari tradisi menyambut Imlek, Klenteng Kun An Tong kembali menggelar pembagian sembako gratis. Sebanyak 5,6 ton beras dan uang tunai Rp100 ribu dibagikan kepada 400 warga penerima kupon, termasuk juru parkir di sekitar Jalan Siliwangi.
“Setiap tahun kami lakukan. Ini bentuk rasa syukur yang kami ungkapkan dengan berbagi kepada sesama,” kata Poey Lok Tek.
Selain itu, puluhan batang lilin merah juga mulai ditata di altar klenteng. Lilin-lilin ini merupakan sumbangan dari keluarga umat yang berharap cahaya dan berkah di tahun yang baru.
“Semoga membawa penerangan dalam menjalani kehidupan setahun ke depan,” ujarnya. (ali)
