KUNINGAN – Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kuningan diteror bom molotov menjelang aksi kedua yang akan dilaksanakan, Minggu (31/8). Menanggapi hal itu, Ketua IMM Kuningan, Renis Amarullah menyebut jangan lebay.
Menurutnya, tindakan pelemparan bom molotov merupakan bentuk teror yang tidak ada kaitannya dengan gerakan mahasiswa maupun masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasi yang dijadwalkan besok siang.
“Jangan lebay, Masa aksi bukan teroris. Tunggu besok kami akan datang bersama amarah rakyat,” tegasnya, Sabtu (30/8)
Renis menilai informasi dan temuan bom di lokasi tujuan aksi memicu stigma negatif terhadap gerakan kritis mahasiswa. Secara tidak langsung, menurutnya, insiden itu melekatkan bahwa masa aksi dicap sebagai teroris.
“Jangan sampai ada stigma buruk tentang gerakan mahasiswa,” tuturnya
Renis menegaskan, meski ada terror yang mungkin saja berpengaruh pada psikologis masa aksi, pihaknya tetap akan melaksanakan aksi lanjutan di DPRD Kuningan. Pihaknya akan menuntut prihal yang sama yaitu tentang tunjangan fantastis anggota dewan.
“Kami akan tetap turun dan menuntut keadilan,” pungkasnya. (Icu)
