“Banyak perempuan masih kesulitan menembus tembok sosial dan budaya yang menganggap politik hanya untuk laki-laki,” jelasnya.
Ia mengapresiasi kegiatan LKK Kohati HMI sebagai wadah penting untuk mendorong edukasi politik perempuan sejak dini.
“Langkah pertama adalah pembekalan dan pelatihan seperti ini. Ini bisa menumbuhkan kesadaran dan keberanian perempuan untuk berpolitik,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan perlunya membangun ekosistem yang ramah perempuan dalam dunia politik, baik dari sisi keluarga, masyarakat, hingga struktur partai politik.
Tuti menutup pesannya dengan harapan agar para peserta LKK dan Latihan Kader II (LK II) tidak ragu untuk ambil bagian dalam kancah politik lokal maupun nasional.
“Jangan pernah ragu. Terus belajar, berlatih, dan berjuang untuk menciptakan politik yang setara dan adil,” pungkasnya. (ali)