Peresmian ini dihadiri jajaran pejabat daerah, mulai dari Wakil Bupati Kuningan Hj. Tuti Andriani, Pj. Sekda Wahyu Hidayah, M.Si., hingga Kapolres dan Dandim. Kehadiran mereka memberi kesan bahwa pasar tradisional tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan bagian dari denyut ekonomi lokal yang harus dijaga.
Dalam laporannya, Ketua Pelaksana Pembangunan, Andi, memaparkan bahwa revitalisasi berhasil menata 48 unit Kios A, 103 unit Kios B, 192 unit Kios C, serta 368 unit lapak kaki lima. “Kami bersyukur pembangunan berjalan lancar tanpa hambatan. Semoga Pasar Ciputat benar-benar menjadi barometer perekonomian Kuningan Timur,” ujarnya.
Kepala Desa Ciputat, Idris, menambahkan agar pedagang mematuhi aturan yang berlaku. “Ini pasar kita bersama, kalau tertib maka semua akan nyaman,” katanya.
Sementara itu, bagi pedagang, wajah baru pasar menghadirkan rasa syukur sekaligus harapan baru. Hj. Hati, salah seorang pedagang senior yang sudah berjualan sejak 1992, mengaku lega dengan selesainya renovasi. “Alhamdulillah pasar sudah baru, bersih, nyaman. Semoga lancar dan banyak pembelinya,” ujarnya.
Revitalisasi Pasar Ciputat sejatinya bukan sekadar pembangunan fisik. Di balik kios-kios yang ditata rapi dan lapak-lapak yang seragam, tersimpan harapan pemerintah daerah agar perdagangan rakyat bisa lebih berdaya saing.
Pasar tradisional, meski terdesak oleh pusat perbelanjaan modern, masih menyimpan daya tarik tersendiri. Harga yang bersaing, interaksi sosial yang hangat, serta nuansa gotong royong menjadikannya ruang yang sulit tergantikan.
Dengan wajah baru Pasar Ciputat, Kuningan Timur kini memiliki simbol baru bagi kebangkitan ekonomi kerakyatan. Tinggal bagaimana pengelola, pedagang, dan masyarakat bersama-sama menjaga agar denyut pasar ini tetap hidup, bersih, dan tertib. (ali)
