Indramayu – Lapangan Liberti di Kelurahan Paoman, Indramayu, menjadi saksi curahan hati warga kepada Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, ST. Dalam agenda Reses III Tahun Sidang 2024–2025, aspirasi masyarakat mengalir deras—dari ijazah siswa yang tertahan hingga alur muara yang tak lagi ramah bagi para nelayan.
Satu persoalan yang mengundang keprihatinan mendalam adalah ijazah siswa yang masih tertahan oleh pihak sekolah, meskipun bantuan pendidikan dari Pemprov Jawa Barat sudah dikucurkan miliaran rupiah.
“Gubernur sudah kasih bantuan 600 miliar lewat BPMU, tapi kenapa masih ada ijazah yang ditahan? Ini harus jadi perhatian serius,” tegas Ono di hadapan warga.
Tak hanya mendengarkan, Ono langsung bertindak. Ia meminta KCD Pendidikan Wilayah Indramayu untuk turun tangan dan memastikan sekolah-sekolah segera menyerahkan ijazah kepada para siswa. Bagi Ono, ini bukan sekadar soal dokumen, tapi soal masa depan generasi muda.
“Kalau sekolah tidak bereskan ini, ya patwanya harus ditarik! Jangan main-main dengan masa depan anak-anak kita,” tandasnya.
Selain pendidikan, keluhan juga datang dari komunitas nelayan yang mengaku kesulitan melaut karena alur sungai dan muara semakin dangkal dan sempit. Dari 14 muara di Indramayu, banyak yang tak lagi bisa dilewati kapal tanpa risiko kerusakan.
“Nelayan kita sudah cukup menderita. Kapal-kapal mereka nyangkut, badan kapal rusak, dan hasil tangkapan menurun. Ini bukan hanya masalah infrastruktur, tapi soal perut rakyat,” ucap Ono dengan nada prihatin.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus hadir, bukan hanya saat kampanye, tetapi saat rakyat membutuhkan solusi nyata.
“Saya datang bukan hanya untuk dengar, tapi untuk perjuangkan. Kita akan kawal ini sampai tuntas,” pungkasnya.
Reses kali ini bukan sekadar seremonial, tapi momen di mana suara rakyat benar-benar didengar. Ono Surono, dengan gaya lugas dan penuh empati, menunjukkan bahwa wakil rakyat harus menjadi jembatan nyata antara keluhan dan kebijakan. (Beng).
Sumber : https://dprd.jabarprov.go.id/
