KUNINGAN – Suasana haru, syukur, dan semangat gotong royong mewarnai Peringatan Hari Jadi ke-238 Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Tradisi tahunan ini dipusatkan di Alun-Alun Desa Maniskidul melalui gelaran Doa Bersama dan Babarit yang turut dihadiri langsung oleh Bupati Kuningan, H. Acep Purnama.
Ribuan warga berkumpul dalam suasana khidmat dan hangat untuk menyambut milangkala desa yang dikenal sarat dengan tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal. Dalam sambutannya, Bupati Acep menekankan pentingnya menjadikan momen milangkala ini sebagai ruang refleksi dan instrospeksi terhadap kemajuan desa.
“Makna terpenting dari kegiatan ini bukan hanya seremoni. Tapi sejauh mana kita semua, pemerintah desa dan masyarakat, mampu mengevaluasi diri dan memperkuat peran masing-masing demi kemajuan bersama,” ungkap Acep.
Babarit, Simbol Syukur dan Tradisi Sunda yang Terus Dijaga
Tradisi Babarit—yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Sunda—menjadi ikon utama milangkala ini. Acep menyebutnya sebagai simbol syukur atas kelimpahan rezeki, hasil panen, dan keselamatan warga desa.
“Babarit adalah warisan budaya luhur yang mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, berbagi kebahagiaan, dan menjaga harmoni dengan alam,” ucapnya.
Ia pun mengajak masyarakat Maniskidul untuk melestarikan tradisi para karuhun yang selama ini menjadi bagian dari kekuatan budaya masyarakat Kuningan.
Gotong Royong dan Partisipasi, Kunci Kemajuan Desa
Bupati Acep turut mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat Maniskidul dalam menjaga semangat gotong royong dan keswadayaan. Ia menyebut kemajuan yang dirasakan hari ini tidak lepas dari keterlibatan warga dalam pembangunan desa.
“Hari jadi ini harus menjadi motivasi untuk terus mengisi setiap detik perjuangan desa dengan karya dan prestasi. Pelayanan pemerintah desa harus makin optimal, dan partisipasi warga terus ditingkatkan,” tegasnya.
