KUNINGAN – Dalam menghadapi tantangan era digital yang kian kompleks, Yayasan Husnul Khotimah Kuningan melalui Divisi HRD dan Personalia menggelar Pelatihan Pola Asuh dan Pembinaan Santri di Aula Darul Arqam, Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Sabtu (16/12).
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai institusi strategis, mulai dari Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, Polres Kuningan, Dinas Pendidikan Kuningan, hingga UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah, KH. Mu’tamad Al Hafidz, secara langsung membuka acara. Dalam sambutannya, ia menekankan urgensi pembinaan karakter santri di tengah gempuran media sosial dan teknologi.
“Pola asuh dan pendidikan santri hari ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendekatan konvensional. Era digital menuntut metode pembinaan yang adaptif, namun tetap berlandaskan nilai keislaman dan kebangsaan,” ujar KH. Mu’tamad.
Media Sosial dan Bullying Jadi Sorotan
Pada sesi pertama, Kepala Kemenag Kuningan Ahmad Handiman Romdony menyoroti dampak media sosial terhadap karakter remaja. Ia menyebut pentingnya pembinaan spiritual dan moral untuk menekan potensi penyimpangan perilaku.
Sementara, Aminudin, Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, menggarisbawahi peran strategis pesantren dalam mencetak generasi tangguh dan berakhlak. “Pendidikan pesantren itu tidak hanya membentuk akal, tetapi juga hati dan perilaku,” katanya.
Sesi kedua berfokus pada isu keamanan. Melalui pemaparan Aiptu Jeftha Borang dan Aipda Agus Kurniawan, Polres Kuningan mengangkat isu bullying di lingkungan pesantren. Agus menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan aparat hukum dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan bebas intimidasi.
Karakter dan Perlindungan Anak Jadi Fondasi
Sesi ketiga diisi oleh Udin Khaerudin, Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP Dinas Pendidikan Kuningan. Ia menyampaikan konsep pendidikan karakter berbasis nilai budaya dan agama, sebagai jawaban atas degradasi moral generasi muda akibat digitalisasi.
Adapun pada sesi terakhir, dr. Yanuar Firdaus, Kepala UPT PPA Kuningan, menegaskan pentingnya lembaga pendidikan menerapkan prinsip sekolah ramah anak. Ia juga menyampaikan visi Kuningan sebagai daerah yang peduli terhadap perlindungan anak dalam setiap aspek kebijakan.
“Pendidikan bukan hanya soal akademik, tapi juga soal menjaga kesehatan jiwa dan raga anak-anak kita, apalagi di era digital ini tantangannya sangat beragam,” tutur dr. Yanuar.
KH. Mu’tamad berharap pelatihan ini menjadi momentum memperkuat peran pesantren dalam membentuk santri berdaya, berintegritas, dan adaptif di tengah tantangan zaman.
