KUNINGAN – Damar Sewu menjadi pegelaran pembuka pada rangkaian acara Seren Taun Paseban Tri Pancatunggal tahun 2025. Acara penyulutan api sebagai symbol pelita tersebut dilaksanakan, Sabtu, (14/6) malam di Cigugur, Kuningan.
Damar Sewu mengawali rangkaian kegiatan bertema nilai luhur tradisi bangsa sebagai pedoman menuju Indonesia Emas 2045. Simbol pelita itu menjadi awal rangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama sepekan kedepan.
Kegiatan dihadiri langsung Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriyani. Kehadirannya diakui sebagai bentuk dukungan pemerntah atas terselenggaranya acara tahunan tersebut.
“Kami mendukung atas terselenggaranya acara seren tahun ini,” ujarnya.
Tuti juga berharap rutinitas upacara seren taun itu menjadi pelestarian budaya di Kabupaten Kuningan. Lebih lagi, pasca ditinggalkan sesepuh Paseban, Pangeran Ramajati, kegiatan itu harus menjadi komitmen untuk meneruskan mimpi-mimpi para pendahulunya.
“Harapan kami, ini menjadi bagian pelestarian budaya yang ada di Kabupaten Kuningan, walaupun agenda sekarang dengan sesederhana karena masih dalam suasana berkabung namun tidak mengurangi makna acara,” ujarnya.
Meski tampak sederhana jika dibanding acara seren tahun sebelumnya, pembukaan seren tahun tetap hidmat dengan pertunjukan tari Puragabaya Gebang dan Damar Sewu. Kondisi malam tetiba berubah hangat seteelah dinyalakannya obor sepanjang kawasan Paseban Tri Pancatunggal.
Salah satu masyarakat Sunda Wiwitan, Suhya Sukmana menjelaskan, dibukanya upacara Seren Taun dengan Damar Sewu melambangkan bahwa api menjadi pelita dalam penerangan dan penyempurnaan.
“Api itu kan pelita jadi untuk penerangan kita, selain itu fungsinya menyempurnakan.Misalnya kita memasak yang mentah jadi matang,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa api dalam kehidupan memiliki peran yang sentral sehingga patut untuk dihargai dan diagungkan. Hanya saja penghormatan itu bukan berarti menjadi api sebagai rujukan dalam sesembahan.
“Api itu kita hargai dan diagungkan bukan disembah,” tegas Suhya. (Icu)
